Berbisnis Ayam Arab
Sejumlah peternak unggas khususnya ayam di daerah ini tampaknya mulai melirik usaha di sektor pengadaan bibit. Mereka bukan semata-mata memproduksi telur, melainkan juga menyediakan bibit ternak. Usaha ini kelihatannya cukup beralasan untuk digeluti. Antara lain dalam upaya mengantisipasi pasar, karena dewasa ini permintaan tidak terbatas kepada telur melainkan juga terhadap bibit.
Kelompok Peternak Sepakat di kawasan Kelurahan Telaga Biru, merupakan salah satu kelompok masyarakat yang melakukan usaha pembibitan ayam. Anggotanya tercatat 25 peternak. Mereka berbagi usaha yang harus dilakukan, ada yang khusus melakukan pembibitan ayam Arab. Juga ada yang khusus melakukan penyilangan antara ayam Arab jantan dengan ayam kampung betina.
Menurut Ketua Kelompok Peternak Sepakat Tugiyo, bibit ayam silang tersebut setelah dipelihara ternyata tidak kalah hebat dengan induknya. Kualitas telurnya pun demikian.
Penyilangan atau populer dengan sebutan Crossing juga dilakukan oleh peternak dengan mengawinkan pejantan ayam Arab dengan betina jenis lokal lainnya seperti kate dan white leg horn (ayam ras). Namun kegiatan ini umumnya masih dalam bentuk ujicoba, tetapi yang sudah bisa dilihat hasilnya adalah penyilangan pejantan ayam Arab dengan betina kampung.
Bagi peternak pemula yang mau coba-coba beternak ayam Arab untuk dijadikan ayam petelur, disarankan memelihara sedikitnya l50 ekor piyek (anak ayam Arab umur satu bulan). Setelah berusia selama lima bulan, ayam mulai bertelur dan ini saat yang menggembirakan karena bisa memanen hasilinya.
Memang keuntungan bersih yang diperoleh selama empat bulan dari 150 ekor ayam itu, tergolong kecil yakni hanya sekitar Rp525.000. Angka itu belum termasuk hasil dari kotoran ayam yang bisa dijual dengan harga Rp3.500 per karung. Keuntungan pasti dari kotoran ayam memang sulit dihitung karena jarang bahkan mungkin tidak pernah dibukukan.
"Untuk sangu anak-anak," ujar Kisrani Adie, salah seorang peternak di Komplek Air Mantan. Tugiyo menimpali, hasil penjualan pupuk kandang dari kotoran ayam itu untuk jajan cucunya.
Selain pemasukan dari pupuk kandang, peternak masih bisa mendapatkan keuntungan apabila pakan ternak sebagian dibuat sendiri. Maksudnya tidak 100 persen menggunakan pakan pabrik. Membuat pakan sendiri bisa menghemat hingga 50 persen dibandingkan menggunakan pupuk pabrik. Kalau ayam petelurnya tidak produktif lagi bisa dijual ke pasar sebagai ayam potong.
Jadi kesimpulannya, beternak ayam Arab masih menjanjikan. Bagi anda yang ingin memelihara ayam Arab untuk sekadar menyalurkan hobi bisa membeli ayam Arab dara per ekornya berharga Rp30.000. Untuk ini ada dua keuntungan yang diperoleh, yaitu mendapatkan telurnya karena ayam betina akan bertelur pada usia lima bulan.
Siapa tahu, berawal dari hobi lama-lama bisa menjadi peternak yang berhasil. Sebab menurut keterangan Tugiyo, sebagian besar anggota kelompoknya beternak ayam awalnya hanya sebagai hobi. Tetapi lama kelamaan justru menjadi mata pencaharian yang bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga. Bahkan lebih dari itu, untuk memenuhi gizi keluarga tidak perlu harus membeli. Cukup memotong satu atau dua ekor ayam Arab piaraan sendiri, rasa dagingnya tidak kalah dengan rasa daging ayam kampung biasa.
Analisa Usaha Beternak Ayam Arab
Beli piyek umur satu bulan dan usia lima mulai bertelur. Biaya yang harus dikeluarkan selama empat bulan dalam pemeliharaan sebesar Rp2.850.000 dan keuntungan bersih yang didapat Rp525.000.
Perhitungannya sebagai berikut: | |
Harga piyek l50 x Rp5.000 | Rp 750.000 |
Pakan | Rp 1.800.000 |
Obat-obatan | Rp 100.000 |
Air minum (air PDAM) | Rp 120.000 |
Listrik (penerangan/pemanasan) | Rp 80.000 |
Jumlah | Rp 2.850.000 |
Harga jual telur | Rp 3.375.000 |
Keuntungan bersih selama empat bulan | Rp 525.000 |