Selasa, 18 September 2012



Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet. Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain: Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane.

 Penggunaan Formalin
Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sangat disesalkan. Melalui sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium,ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar di pasaran. Yang perlu diingat, tidak semua produk pangan mengandung formalin.
Penggunaan Formalin antara lain :
·         Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang, dan pakaian.
·         Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
·         Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan peledak.
·         Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.
·         Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
·         Bahan untuk pembuatan produk parfum.
·         Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
·         Pencegah korosi untuk sumur minyak.
·         Bahan untuk insulasi busa.
·         Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).
·         Cairan pembalsam (pengawet mayat).
·         Dalam konsentrasi yang sangat kecil (<1%) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pemcuci piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih karpet.
Dasar Hukum
  • Dasar hukum yang melarang penggunaan formalin di antaranya UU No 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.
  • Formalin dan metahnyl yellow merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang penggunaannya dalam makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999.
  • Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan.
Mengapa Perlu diwaspadai
Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.
Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.
Dampak Formalin pada Kesehatan Manusia
  • Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing
  • Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
  • Jika dikonsumsi manusia, * formalin bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, mengganggu fungsi hati, ginjal, dan sistem reproduksi
  • Menurut Winarno dan Rahayu (1994), pemakaian formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia. Gejala yang biasa timbut antara lain sukar menelan, sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, timbulnya depresi susunan saraf, atau gangguan peredaran darah.
  • Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah), dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian
  • Formalin atau larutan formaldehida (HCHO) yang biasanya untuk bahan pengawet mayat, penggunaannya pada makanan dalam dosis tinggi akan menyebabkan iritasi lambung, menyebabkan kanker, gagal ginjal, lever, limpa dan merusak jaringan tubuh.
Bahaya Jangka Pendek (Akut)
·         Bila terhirup dapat menimbulkan iritasi, kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan, hidung, dan tenggorokan..
·         Bila terkena kulit akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa, dan terbakar.
·         Bila terkena mata dapat menimbulkan iritasi sehingga mata memerah, sakit, gatal-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata.
·         Bila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, atau tidak sadar hingga koma.
 Bahaya Jangka Panjang (Kronis)
·         Bila terhirup dalam jangka lama akan menimbulkan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal, dan sensitasi pada paru. Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang.
·         Bila terkena kulit akan terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan radang kulit yang menimbulkan gelembung.Bila terkena mata dapat menyebabkan radang selaput mata.Bila tertelan dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan, dan rasa gatal di dada.
·         Bahaya penggunaan formalin dalam produk makanan bagi kesehatan tidak dapat dirasakan secara langsung. Namun, penggunaan dalam kurun waktu lama sangat mengkhawatirkan. Selain tahu, mi basah, ikan segar dan produk lainnya, masih banyak produk yang menggunakan formalin sebagai pengawet.
 Cara Mendeteksi
Deteksi formalin dan boraks secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bahan-bahan kimia, yaitu melalui uji formalin dan uji boraks. Ambang batas kadar Formalin yang dapat ditolerir oleh tubuh adalah 0,2 miligram per kilogram berat badan. Ciri-ciri produk pangan yang mengandung formalin :
Mi basah:
·         Bau sedikit menyengat.
·         Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25º Celsius). Pada suhu 10ºC atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari.
·         Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket.
Tahu:
·         Bentuknya sangat bagus.
·         Kenyal.
·         Tidak mudah hancur dan awet (sampai tiga hari pada suhu kamar (25ºC). Pada suhu lemari es (10ºC) tahan lebih dari 15 hari.
·         Bau agak menyengat.
·         Aroma kedelai sudah tak nyata lagi.
Bakso:
·         Kenyal.
·         Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari. 
Ikan:
·         Warna putih bersih.
·         Kenyal.
·         Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
·         Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
·         Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat
Ikan asin:
·         Ikan berwarna bersih cerah.
·         Tidak berbau khas ikan.
·         Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25ºC).
·         Liat (tidak mudah hancur).
Ayam potong:
·         Berwarna putih bersih.
·         Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.

 Pertolongan pertama bila terjadi keracunan akut
  • Pertolongan tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.
  • Sebelum ke rumah sakit : berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan melakukan rangsang muntah pada korban karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas.
  • Di rumah sakit : lakukan bilas lambung (gastric lavage), berikan arang aktif (walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan bila nantinya dilakukan tindakan endoskopi). Untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna dapat dilakukan tindakan endoskopi. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodyalisis (tindakan cuci darah), indikasi tindakan cuci darah ini bila terjadi keadaan asidosis metabolik berat pada korban.


Tips Sehat Alami


0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Total Tayangan Halaman

Copyrights  © edna disnak 2012 and introducing Panasonic S30

Back to TOP