Pembuatan Kompos Yang Sederhana dan Praktis
Metoda pembuatan kompos yang akan dijabarkan disini adalah metoda pembuatan kompos yang paling sederhana dan paling murah, yaitu metoda Windrow. Metoda windrow ini dalam pelaksanaannya mengadopsi konsep yang dikembangkan oleh Departemen of Agriculture & Biological Engineering, New York State College of Agriculture and Life Sciences, Cornell University, Amerika Serikat, dikombinasikan dengan metoda pembuatan kompos dari Jepang (Bokashi), dengan mempergunakan aktivator EM-4.
Dalam pelaksanaan pembuatannya, telah dilakukan beberapa penyesuaian dan perubahan yang disesuaikan dengan keadaan setempat di beberapa lokasi pengolahan (di Indonesia).
Penyiapan Bahan
- Bahan Hijauan, bahan yang berwarna hijau biasanya banyak mengandung Nitrogen (N) tinggi, diantaranya Kotoran Ternak (sapi, kerbau, ayam, kambing atau babi), daun kacang-kacangan, daun jagung, limbah pertanian segar, potongan rumput segar dan lain-lain.
- Bahan Coklatan, bahan yang berwarna coklat biasanya banyak mengandung Carbon (C) tinggi, diantaranya Jerami padi, serbuk gergaji, coco peat, dedak, sekam, potongan kayu, potongan kertas, dan lain-lain.
- Bahan lain, Limbah Rumah Tangga, Abu dapur.
Penyiapan Alat
Alat-alat yang diperlukan antara lain :
- Tempat pembuatan kompos, sebaiknya ada naungan.
- Sekop,
- Cangkul garpu
- Gembor/embrat
- Drum air
- Ember
- Lembaran plastik penutup
- Termometer
- Alat timbang
- Susun kompos berdasarkan ketersediaan bahan baku. Sebaiknya bahan yang mangandung karbon tinggi terlebih dahulu disimpan paling bawah sebagai alas. Misalnya Jerami, serbuk gegaji, sekam atau coco peat.
- Selanjutnya di atas bahan tadi susun kotoran ternak seperti kotoran sapi, kambing, ayam
- Jerami (paling bawah)
- Kotoran Sapi
- Serbuk gergaji
- Kotoran Kambing
- Kotoran ayam, dll
Mencampur Kompos
Setelah bahan disusun lengkap, kemudian setahap demi setahap bahan dicampur sampai rata, sambil dilhat kelembabannya, apabila kurang lembab, tambahkan air, sambil ditambahkan bahan aktivator atau fermentor.
Setelah bahan dicampur rata dengan kelembaban yang cukup dan lengkap dengan penambahan fermentornya, lalu ditumpuk kembali seperti semula, sampai ketinggian 1 m, membentuk bedengan memanjang. Lebar antara 2 s/d 5 m dan panjang bisa sampai 50 m. Tumpukan kompos kemudian ditutup terpal plastik, supaya jangan kena sinar matahari langsung atau kehujanan. Pada waktu menutup perhatikan supaya tetap ada jalan untuk sirkulasi udara.
Mengukur Temperatur
Pengukuran temperatur dilakukan setiap hari pada beberapa titik kemudian dicatat. Hasil pemetaan pengukuran dapat memberikan indikasi tentang proses pembuatan kompos, apakah pencampuran sudah baik dan benar, apakah komposisi seimbang, apakah kelembaban memadai dan seterusnya.
Setelah secara berkala dilakukan pengukuran, hasil pengukuran dapat dicatatkan pada tabel dibawah ini untuk memudahkan analisa dan pengembangan lebih lanjut.
Membalik Kompos
Pada hari ke 4 komposting, saat pembalikan kompos yang pertama, perhatikan pada titik titik no 2, 7, 8, 9, 14, amati kelembabannya, campuran bahan dan siklus oksigennya. Apabila kurang lembab, atau campuran kurang rata, atau siklus oksigen tidak lancar, maka pada saat membalik harus sambil dilakukan pencampuran ulang dengan kompos dari tempat yang mempunyai temperatur tinggi, yang kelembaban atau campuran atau siklus oksigennya baik.
Lakukan pengamatan temperatur pada hari berikutnya, petakan, kemudian amati. Apabila masih ada yang kurang rata, lakukan seperti tindakan di atas. Apabila tindakan dilakukan dengan benar, maka pada pembalikan berikutnya perbedaan temperatur sangat kecil dan relatif rata.
Pembalikan kompos selain dengan mempergunakan peta temperatur, juga harus dilakukan dengan cara :
- Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan di atas ke bawah
- Membalik, mencampur dan minyimpan tumpukan tengah ke luar, kiri kanan
- Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan samping, kiri dan kanan ke tengah
- Membalik, mencampur dan menyusun tumpukan tengah bawah ke atas
Apabila warnanya sudah berubah menjadi coklat kehitaman, kemudian aroma kompos menyerupai aroma tanah, maka proses komposting sudah selesai. Tinggal menunggu penurunan temperatur.
Penyaringan
Setelah proses pengomposan selesai, kemdian dilakukan stabilisasi temperatur, maka tahap berikutnya adalah dilakukan penyringan untuk memperoleh ukuran yng seragam dan penampilannya menjadi lebih baik. Disamping itu apabila telah diayak, maka pada waktu penerapan di lapangan akan jauh lebih mudah.
0 komentar:
Posting Komentar