Sapi Perah
Sapi perah adalah sapi yang khusus dipelihara untuk diambil susunya. Ada beragam jenis sapi perah unggul yang biasa diternakkan, antara lain sapi shorhorn, friesian holstein, jersey, brown swiss, red danish, dan droughtmaster.
Pemilihan Bibit
Berdasarkan penelitian para pakar, jenis sapi perah yang paling sesuai untuk dibudidayakan di Indonesia adalah friesian holstein (FH). Adapun ciri-ciri sapi FH sebagai berikut.
* Bulu berwarna putih dengan bercak hitam.
* Berat badan sapi betina dewasa mencapai 625 kilogram, sedangkan berat sapi jantan mencapai 900 kilogram.
* Sapi betina berperilaku tenang dan jinak, sedangkan sapi jantan agak mudah marah.
* Jika diternakkan di padang penggembalaan yang baik, grazing ability (daya merumput) sapi FH akan baik juga.
* Sapi FH agak lambat mencapai dewasa kelamin. Jenis sapi ini biasanya dikawainkan pertama kali saat berumur 15 – 18 buan.
* Produksi susu sapi FH relatif lebih tinggi daripada jenis sapi perah yang lain.
Pemberian Pakan
Makanan sapi perah terdiri atas tiga jenis pakan berikut.
* Hijauan berupa rumput-rumputan dan kacang-kacangan. Jenis-jenis rumput yang biasa diberikan pada sapi perah antara lain rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, rumput benggala, rumput lapang, dan rumput BD (Brachiaria decumbens). Adapun jenis kacang-kacangan yang dijadikan pakan sapi adalah lamtoro, turi, dan gamal.
* Konsentrat berupa dedak, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, jagung, dan kedelai.
* Limbah pertanian, seperti jerami padi, batang jagung, batang kedelai, dan sebagainya.
Pakan berupa hijauan diberikan pada siang hari setelah pemerahan sebanyak 30–50 kilogram per ekor tiap hari. Rumusnya, setiap hari, seekor sapi dewasa memerlukan rumput sebanyak 10% bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1 – 2% BB.
Sapi yang sedang menyusui perlu diberi pakan tambahan sebanyak 25% hijauan dan konsentrat. Selain hijauan berupa rumput-rumputan, pakan sapi sebaiknya ditambah dengan kacang-kacangan.
Kebutuhan karbohidrat dapat dipenuhi dengan memberikan dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa. Sapi juga memerlukan mineral sebagai penguat, berupa garam dapur dan kapur.
Konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi dan sore hari sebelum sapi diperah. Banyaknya sekitar 1–2 kilogram per ekor tiap hari.
Sapi juga membutuhkan air minum. Kebutuhan air minum sapi adalah 10% bobot badan per hari.
Pemeliharaan Kandang
Kandang sapi harus dibuat terpisah dari rumah dan berjarak lebih dari 10 meter. Ukuran kandang adalah 1,5 m × 2,5 m per ekor sapi.
Agar sirkulasi udaranya lancar, kandang dibuat agak terbuka. Sebaiknya, tempat makan dan minum sapi dibuat di luar kandang, tetapi tetap terlindung di bawah atap.
Agar pakan sapi tidak terinjak-injak atau tercampur dengan kotoran, tempat pakan dibuat agak lebih tinggi dari permukaan lantai. Sementara itu, tempat air minum dibuat permanen berupa bak semen.
Kandang sapi harus dibersihkan setiap hari. Kotoran sapi sebaiknya ditampung dan ditimbun di tempat lain. Setelah dibiarkan selama sekitar 1–2 minggu, kotoran akan mengalami proses fermentasi dan menjadi pupuk kandang.
Setelah dibersihkan, lantai kandang diberi alas lantai berupa jerami atau sisa-sisa pakan hijauan. Alas lantai tersebut harus dibongkar seminggu sekali.
Perawatan dan Pemeliharaan Kesehatan
Sapi perah sebaiknya dimandikan dua kali sehari. Sapi dimandikan setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu.
Beberapa penyakit biasa menyerang sapi, antara lain antraks, penyakit mulut dan kaki (PMK), penyakit ngorok (mendengkur) atau penyakit Septichaema epizootica, dan penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot).
Penyakit-penyakit tersebut bisa dicegah dengan memberikan vaksinasi dan menjaga kebersihan kandang.
Pengelolaan Ternak
Pengelolaan ternak dibedakan berdasarkan umur sapi. Sapi betina berumur 1-2 tahun atau lebih yang belum pernah beranak disebut sapi dara. Sementara sapi yang sudah pernah beranak disebut sapi betina dewasa.
Sapi dara masih dalam masa pertumbuhan. Oleh karena itu, pemeliharaan dan pemberian pakan pada sapi dara harus diperhatikan secara serius.
Sapi betina dewasa sebaiknya diberi latihan gerak jalan. Kebersihan badan dan kesehatan kukunya harus diperhatikan dengan saksama. Peternak harus memberi perhatian lebih pada sapi betina dewasa berkaitan dengan perkembangan reproduksinya, seperti masa birahi, masa perkawinan, kebuntingan, dan beranak.
Panen
Sesuai dengan namanya, hasil utama peternakan sapi perah adalah susu yang dihasilkan oleh induk sapi betina.
Kotoran sapi perah dapat dijadikan pupuk kandang. Selain itu, sapi perah yang sudah tidak produktif pun memberi hasil lain berupa daging dan kulit.
Pemilihan Bibit
Berdasarkan penelitian para pakar, jenis sapi perah yang paling sesuai untuk dibudidayakan di Indonesia adalah friesian holstein (FH). Adapun ciri-ciri sapi FH sebagai berikut.
* Bulu berwarna putih dengan bercak hitam.
* Berat badan sapi betina dewasa mencapai 625 kilogram, sedangkan berat sapi jantan mencapai 900 kilogram.
* Sapi betina berperilaku tenang dan jinak, sedangkan sapi jantan agak mudah marah.
* Jika diternakkan di padang penggembalaan yang baik, grazing ability (daya merumput) sapi FH akan baik juga.
* Sapi FH agak lambat mencapai dewasa kelamin. Jenis sapi ini biasanya dikawainkan pertama kali saat berumur 15 – 18 buan.
* Produksi susu sapi FH relatif lebih tinggi daripada jenis sapi perah yang lain.
Pemberian Pakan
Makanan sapi perah terdiri atas tiga jenis pakan berikut.
* Hijauan berupa rumput-rumputan dan kacang-kacangan. Jenis-jenis rumput yang biasa diberikan pada sapi perah antara lain rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, rumput benggala, rumput lapang, dan rumput BD (Brachiaria decumbens). Adapun jenis kacang-kacangan yang dijadikan pakan sapi adalah lamtoro, turi, dan gamal.
* Konsentrat berupa dedak, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, jagung, dan kedelai.
* Limbah pertanian, seperti jerami padi, batang jagung, batang kedelai, dan sebagainya.
Pakan berupa hijauan diberikan pada siang hari setelah pemerahan sebanyak 30–50 kilogram per ekor tiap hari. Rumusnya, setiap hari, seekor sapi dewasa memerlukan rumput sebanyak 10% bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1 – 2% BB.
Sapi yang sedang menyusui perlu diberi pakan tambahan sebanyak 25% hijauan dan konsentrat. Selain hijauan berupa rumput-rumputan, pakan sapi sebaiknya ditambah dengan kacang-kacangan.
Kebutuhan karbohidrat dapat dipenuhi dengan memberikan dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa. Sapi juga memerlukan mineral sebagai penguat, berupa garam dapur dan kapur.
Konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi dan sore hari sebelum sapi diperah. Banyaknya sekitar 1–2 kilogram per ekor tiap hari.
Sapi juga membutuhkan air minum. Kebutuhan air minum sapi adalah 10% bobot badan per hari.
Pemeliharaan Kandang
Kandang sapi harus dibuat terpisah dari rumah dan berjarak lebih dari 10 meter. Ukuran kandang adalah 1,5 m × 2,5 m per ekor sapi.
Agar sirkulasi udaranya lancar, kandang dibuat agak terbuka. Sebaiknya, tempat makan dan minum sapi dibuat di luar kandang, tetapi tetap terlindung di bawah atap.
Agar pakan sapi tidak terinjak-injak atau tercampur dengan kotoran, tempat pakan dibuat agak lebih tinggi dari permukaan lantai. Sementara itu, tempat air minum dibuat permanen berupa bak semen.
Kandang sapi harus dibersihkan setiap hari. Kotoran sapi sebaiknya ditampung dan ditimbun di tempat lain. Setelah dibiarkan selama sekitar 1–2 minggu, kotoran akan mengalami proses fermentasi dan menjadi pupuk kandang.
Setelah dibersihkan, lantai kandang diberi alas lantai berupa jerami atau sisa-sisa pakan hijauan. Alas lantai tersebut harus dibongkar seminggu sekali.
Perawatan dan Pemeliharaan Kesehatan
Sapi perah sebaiknya dimandikan dua kali sehari. Sapi dimandikan setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu.
Beberapa penyakit biasa menyerang sapi, antara lain antraks, penyakit mulut dan kaki (PMK), penyakit ngorok (mendengkur) atau penyakit Septichaema epizootica, dan penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot).
Penyakit-penyakit tersebut bisa dicegah dengan memberikan vaksinasi dan menjaga kebersihan kandang.
Pengelolaan Ternak
Pengelolaan ternak dibedakan berdasarkan umur sapi. Sapi betina berumur 1-2 tahun atau lebih yang belum pernah beranak disebut sapi dara. Sementara sapi yang sudah pernah beranak disebut sapi betina dewasa.
Sapi dara masih dalam masa pertumbuhan. Oleh karena itu, pemeliharaan dan pemberian pakan pada sapi dara harus diperhatikan secara serius.
Sapi betina dewasa sebaiknya diberi latihan gerak jalan. Kebersihan badan dan kesehatan kukunya harus diperhatikan dengan saksama. Peternak harus memberi perhatian lebih pada sapi betina dewasa berkaitan dengan perkembangan reproduksinya, seperti masa birahi, masa perkawinan, kebuntingan, dan beranak.
Panen
Sesuai dengan namanya, hasil utama peternakan sapi perah adalah susu yang dihasilkan oleh induk sapi betina.
Kotoran sapi perah dapat dijadikan pupuk kandang. Selain itu, sapi perah yang sudah tidak produktif pun memberi hasil lain berupa daging dan kulit.
0 komentar:
Posting Komentar